31 Desember 2021- Aku menuliskan beberapa cerita sederhana, tentang sebuah kisah yang untuk di kenang.
Jumat, 28 Januari 2022
Percakapan Pagi, Menyesali
Minggu, 16 Januari 2022
Payah
Jumat, 14 Januari 2022
CHATIME TOPING PUDING
Kami bercengkerama dibawah gelap pohon Kersen disamping gereja malam itu.
Atau tawarannya minum Chatime berdua dengannya, aku mengiyakan.
Aku suka cara rekanku menghargai orang lain, ya aku meneladaninya.
Suatu ketika, aku mengajaknya ke gereja St. Antonius Kotabaru, berteduh akan terik siang kala itu. Aku melihat seorang perempuan yang menggendong tas dengan pengunci yang terbuka, pikirku dia pergi bersama teman laki-laki, pasti nanti akan ketahuan dan dibenahi. Namun rekanku memanggil dan memberitahunya, dalam hati aku hanya berkata "Oh anak ini".
Juga sepulang dari Toko Diana Musik, dia menundukkan kepalanya berpamitan pada tukang parkir, dalam hati "Hei yang orang Jawa siapaaaa."
Sering kali aku berkata, ih kita itu langit dan bumi, tapi dia tidak pernah menganggapku seperti itu.
Di mataku, orang yang punya kapasitas setinggi itu saja sanggup menerima dengan baik, berbicara dengan bahasan yang ku pahami, duduk ditempat yang sama dengan yang ku duduki.
Begitu lah saya belajar, mengingat, menanamkan dalam hati.
Lalu, saat ada orang yang berkata-kata bak pujangga dengan bermegah atau buruknya lagi merendahkanku, aku tertawa dalam hati, kau tak sebanding dengan tokoh diatas.
🙂
Rabu, 12 Januari 2022
ANAK TUNGGAL YANG MENANGAN VS ANAK PERTAMA YANG DOMINAN
Tentu saya biasa mendapatkan banyak cinta kasih yang berlimpah. Pada umur 5 tahun, lahir adik perempuan dalam keluarga, saya tidak terlalu ingat bagaimana orang tua saya mengasuh saya saat itu, namun banyak memori manis kasih sayang nenek saya, sebab nenek selalu memberikan yang saya inginkan, bukankan keinginan yang dipenuhi adalah kesukaan besar. (akan saya tuliskan menyusul).
Saya tumbuh menjadi anak perempuan yang dominan dalam keluarga, waktu kecil menentukan jenis permainan yang kami mainkan, memaksakan adik mengikuti jalan cerita sebuah permainan, dan sudah selayaknya seorang kakak biasa menjadi bossy didepan adik, seperti halnya meminta segelas susu serta permintaan-permintaan kecil sehari-hari dengan menyelipkan kata "tolong".
Tentang drama masa kecil, biasanya adik lama dalam melakukan sesuatu, atau tidak sesuai dengan rencana rekreasi setelah mandi sore, tentu saja ngambek adalah sebuah respon sehingga adik akan meminta maaf dan memohon. Sungguh drama yang tidak elok. Itulah anak perempuan sulung yang dominan.
Saya adalah anak sulung dirumah, namun saya adalah anak bungsu dilingkungan yang lain. Saya menjadi yang termuda dalam kelas selama bertahun-tahun, mulai dari Taman Kanai-kanak sampai dalam bangku Kuliah, ditambah menjadi yang termuda di unit saya bekerja, membentuk saya memiliki jiwa anak bungsu.
Sedang di lain Pulau, ada kehidupan seorang anak laki-laki tunggal dalam keluarga. Berawal dari cerita keluarga dimana ayah dan ibu mengharapkan seorang anak, kehilangan putera dalam kandungan (kalau tidak salah, intinya meninggal) akhirnya Allah memberikan seorang putera dalam pernikahan. Tumbuh menjadi putera satu-satunya.
Pada masa remaja harus mengalami sakit yang luar biasa, ibu merawatnya hingga akhirnya saya memandangnya sebagai anak laki-laki yang memang ditakdirkan untuk hidup. Saya paham betul bagaimana kedua orang tuanya memberikan kasih sayang yang begitu besar, anak tunggal yang pastinya tidak pernah berbagi apapun dengan siapapun, sebut saja anak tunggal yang menangan. Di sisi lain, dia adalah anak bungsu di lingkungan gereja tempat pelayanan. Dijuluki sebagai adik kecil oleh kakak-kakak perempuan tentu jiwa anak bungsu tertanam disana.
Dua sosok yang sebenarnya sangat keras dan memiliki ego yang sama tingginya. Mempertahankan keyakinan dan ego adalah hal yang utama, mengalah adalah hal yang tidak biasa dilakukan dalam sebuah perselisihan paham.
Hal yang menyadarkan betapa merusaknya sifat keras kepala dan ego adalah sebuah perpisahan. Dengan begitu saya belajar, ya, saya telah membaca banyak cerita perpisahan karena keras kepala dan ego, namun pengalaman ini adalah guru paling nyata, perpisahan yang meluruhkan setengah dari jiwa.
Akhirnya saya paham, kenapa ibu ku dan ibu mu menjadi orang yang bisa mengalah dan berjiwa besar. Ibu kita mempertahankan pernikahan mereka.
Kamis, 06 Januari 2022
Perjumpaan sore sepulang kerja
Minggu, 02 Januari 2022
Isai di Akhir Tahun
Tahun 2021 adalah tahun yang berat untuk seorang perempuan yang biasa hidup sederhana dengan begitu tenang.