Kamis, 06 Januari 2022

Perjumpaan sore sepulang kerja

Berawal dari komen story teman, 
🐶 Ng Jogja po? 
🐯 Iya tin 
habis campinh
--------------------------
4/1/2022
🐯 Itin apa kabarrr
Ngopi2 ngapaa

Oke, bolehlah untuk perempuan lajang keluar ngopi sepulang kerja.

Hari berikutnya, 5/1/2022
Berbincang dengan hangat tapi ditemani es cold brew pandan, jadinya yah enggak hangat lagi.

Sampai akhirnya saya tahu betul maksud kata-kata yang sempat beliau ucapkan pertengahan tahun 2019 saat liburannya di Jogja kala itu.
"Itin mah dimanja dirumah, aku tu tahuuu, pernah kerumah"
Tentu aku membantahnya, bagaimana tidak, hanya karna pernah beberapa kali kerumah di minggu pagi (bantu main musik ibadah pagi); aku mengerjakan pekerjaan rumah, dulu juga sempat membantu panen padi, atau pindahkan urug untuk rumah kami. Rasanya tidak terima. 

Tapi hari ini, paham betul bahwa bukan karena dimanja tapi rumahku adalah tempat yang aman dan nyaman untuk kehidupanku.

Dibanding dengan petualangan hidupnya yang begitu keras, tentu aku tidak sanggup berjuang sekeras dia. Selama ini aku hanya tahu tanpa mengenal perjalanan yang telah dia tempuh.
Hal menarik di tengah perbincangan,
Apa alasan kamu sanggup menjalani tanggungjawab sebesar itu untuk keluarga?

Jawabnya:
Untuk saat ini, aku dipercayakan tanggungjawab ini karena Tuhan anggap aku mampu, untuk saat ini aku yang harus jadi jalan berkat, suatu saat mungkin kebalikannya. Dan itulah alasannya kenapa aku dilahirkan.

Kalimat yang sama seperti diungkapkan Pendeta Joni beberapa bulan yang lalu.

Perjumpaan sore itu menyadarkanku kembali,
Alasan kenapa tidak sepantasnya kita menghakimi kehidupan orang lain, karena ukuran setiap manusia adalah berbeda, kita tidak pernah tahu hal-hal dibelakang sana yang sedang dihadapi.

Hidup itu perjalanan tentang perjuangan. Kehidupan dunia terkadang terasa begitu keras lantas tidak membuat kita berhenti bukan?

Istirahat, jika memang lelah.
Berjalan sedikit, demi sedikit.
Hidup dari hari ke hari.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar