Rabu, 04 September 2024

Sabtu, 31 Agustus 2024

Kamu maunya apa? (Podcast Otak Serong Kanan)

Malam ini aku mendengarkan podcast milik seorang dosen bahasa Inggris di kampusku bekerja, Yohanes Marino. Judulnya Kamu Maunya Apa? di Sportify- Otak Serong Kanan.

Itu adalah sebuah ungkapan keresahan dari seorang pengajar tentang mentalitas yang sering tidak tahu maunya apa. 
Podcast ini sangat relate dengan kehidupanku, hingga malam ini aku menanyakan pada diriku, aku mau apa? 

Dibanding adikku, memang aku lebih membangkang walaupun masih dalam tekanan orang tua. Adikku penurut dan menerima saja apa kehendak orang tuaku, sedang aku sering berontak walaupun tetap melaksanakan kehendaknya. Kata-kata ayahku sangat mengerikan. 

Memang, semua orang tua tentu memiliki niat/ rencana dan rancangan yang terbaik yang bisa diberikan kepada anaknya, begitu juga dengan orang tuaku, ayahku. Namun ayahku tidak pernah mendengar.
Hal tersebut membuat seorang anak berjalan dengan semua pilihan orang tua. Dididik dan dibiasakan untuk menurut dengan apa yang orang tua katakan dan pilihkan membentukku menjadi orang yang tidak tahu apa yang sebenarnya aku kehendaki. 
Apa yang menjadi cita-citaku.
Jalan mana yang hendak ku pilih dan banyak keputusan-keputusan lainnya.
Ayahku membentukku sebegitu rupa dengan rancangannya, namun disaat ini rancangannya sedang meleset, rancangan tentang pernikahan.

Pada sisi yang lain,
Aku punya mimpi, yang sementara ku kesampingkan. Hidupku pun pernah berhenti beberapa tahun kemarin.
Perkara tersebut kini muncul kembali, menggebu-gebu kembali. Ayahku sedang memadamkannya karena beranggapan bahwa usiaku sudah kepalang tanggung, serta mempertanyakan mengapa tidak saat beberapa tahun yang lalu.

Jadi, saat aku tahu dan menyadari mau ku apa sekalipun, aku meragukan diriku kembali.

Saat menulis ini, tiba-tiba aku menangis. Aku sadar betul bahwa ini adalah perkara yang pedih, sesuatu yang kelihatan baik-baik saja, namun didalam sana masih luka yang menganga. Sebuah mimpi yang belum kuhidupi.

Kamis, 11 April 2024

Pertemanan dengan Jewish

 11 April 2024 01.11 WIB

Aku menulisnya karena masih terus terjaga hingga pagi ini. Beberapa hari memang malam ku gelisah dan sulit untuk tidur. Mungkin karena aku tidur siang terlalu lama.

Kembali mengingat pertemananku dengan seorang Jewish. 

Pertemanan dimulai pada tahun 2019, saat dia tinggal di kos saudaranya yang ada di STTKD, selatan gerejaku. Laki-laki itu melanjutkan Magister nya di UNY. Bersama Novian, kami mengajak anak itu bersama untuk bermain ke Festival Kesenian Yogyakarta. 

Pada tahun itu aku masih gadis yang iseng, sehingga menjodoh-jodohkan Jewish dengan Lina, sampai si Jewish marah denganku.

Waktu berjalan, hubungan pertemanan kami layaknya pertemanan biasa. 

Aku punya pacar, mereka saling kenal.

Suatu ketika pada Desember tahun 2020, Jewish hendak pulang ke Kalimantan karena adik sepupu (sepertinya) meninggal dunia. Saat itu adalah saat Covid 19 menyerang. Pak Joni yang akan mengantar Jewish ke Bandara. Namun tiba-tiba di malam sebelumnya beliau tidak bisa mengantar yang akhirnya aku WhatsApp Jefry,  disclaimer dulu bahwa Jefry berada di Jogja karena maskapai tempatnya bekerja sedang melakukan PHK, jadi sementara dia tinggal di pastori gereja. Jefry tidak mau mengantar Jewish. Aku berfikir bahwa pertemanan kami akan sebatas selama Jewish di Jogja, jadi selama itu aku akan membuat kenangan yang baik dan mengisi kebersamaan ini. Baiklah akhirnya aku menawarkan diri untuk mengantar Jewish..... (yang adalah malapetaka di sudut cerita hidupku yang lain). Awalnya Jewish tidak mau tapi aku meyakinkanku bahwa tidak apa jika aku yang mengantar. Tidak ada cinta dan intensi untuk kegiatan romansa dalam benakku, lagi pula aku sedang berpacaran dengan laki-laki yang sangat ku sayangi saat itu. Pagi subuh aku menjemputnya untuk mengantarkan laki-laki itu ke Bandara YIA yang ada di Kulon Progo. 

Tahun 2021, aku putus dengan pacar yang ku sayangi, yang juga ternyata baru ku ketahui bahwa beliau cemburu dengan Jewish. Aku upload foto bersama Jewish saat di bandara, pula cerita kepada beliau bahwasanya mengantar Jewish ke Bandara, responnya iya iya saja sih. Awal Januari Jewish pulang ke Jogja lagi.

Ada masa kami pergi ke pantai di bulan Maret. Biasanya aku berboncengan dengan Lina, namun kali ini aku dengan Jewish. Aku yang memboncengnya, sejenak patah hatiku tidak terasa lagi karena sedang teralihkan dengan kebersamaanku dengan teman-teman kala itu.

Singkat cerita, aku tahu bahwa beliau putus denganku karena ada perkara cemburu jugaaa (kita sebut saja mantan pacar dengan kata ganti "beliau"). Jujur aku sangat kaget dan terpukul atas keputusan dan hukuman yang beliau berikan kepadaku sehingga aku menghukum diriku untuk banyak hal, termasuk tidak mau lagi berteman dengan Jewish. Sepertinya lebih dari setengah tahun aku tidak berbincang layaknya temen dengan Jewish. Semua ku lakukan sesuai tugas, kami bersinggungan hanya saat latihan dan ibadah, dia seorang pemain keyboard di gerejaku.

Kami kembali berteman saat keponakan Pak Joni berlibur setelah ujian akhir semester SMA. Jewish WhatsApp untuk menemani anak ini jalan-jalan. Ah itu sudah di awal pertengahan tahun 2021, sudah hampir 1 tahun aku tidak mau bertegur sapa dengan Jewish. Malam itu kami singgah di Mc Donalds Malioboro. Aku mengantri beli minuman, sedang Jewish ikut dan berdiri disampingku, aku membeli 4 cup cola float saja, lalu Jewish membeli kentang untuk bersama.

Sedikit percakapan yang ku ingat,

C: Mas Jewish, kita udah jauh ya sekarang semenjak kejadian itu? Aku udah nggak ngomong sama Mas Jewish.

J: Nggak mbak, aku tetep disini terus. (Tersirat bahwa yang menjauh aku, Christin, bukan dia)

Sejak saat itu hubungan kami cair kembali.

Ulang tahun 2021. Malam hari, aku mengantarkan martabak, kue ulang tahun ke rumah Ngijo untuk ayahku sekalian mampir ke rumah Jewish. Jewish bingung bergegas mencarikan hadiah untukku, dia memberikanku kaos warna soft pink, good time dan susu coklat. Saat duduk sebentar, dia bertanya apakah aku sudah move on, aku menangis. Aku lupa kenapa aku menangis. Jewish mengusap lututku. Tahun itu aku mendapatkan hadiah doa terbaik yang ku terima dalam masa hidupku didunia.

02.32 WIB, aku akan meneruskannya disaat aku tidak bisa tidur, dilain waktu.


Rabu, 03 April 2024

AKU MENDAPATI BAHWA TEMAN-TEMANKU MENJADI HEBAT

Dunia terus berjalan.

Semua orang terlihat berlari dan tumbuh menjadi orang yang hebat.

Demikian semua orang disekitarku.

Adikku yang lebih dahulu menikah.

Teman kecilku yang sudah mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.

Teman kesayanganku yang sudah menggapai cita-citanya menjadi dosen, luar biasanya dosen PNS di pulau kediamannya.

Kakak kelasku sudah menjadi dosen.

Semua tumbuh dengan begitu hebat, sangat hebat.

40 Hari berpulangnya Pakde

 


Kamis Pahing, 21 Maret 2024 adalah 40 hari genap Pakde berpulang.

Hari ini 22 Maret 2024.

Sebuah keyakinan yang ku pegang bahwa selama 40 hari, roh masih ada disekitar rumah.

Aku merasakan roh nya memang berada disekitar rumahku, memang rumah kami beda RT namun keyakinan kami bahwa pada malam itu Pakde pulang dengan mengetuk pintu rumah di jam dini hari.

Sebelum 40 hari, saya merasa bahwa ada pribadi yang tinggal dirumah, namun setelah 40 hari, ada rasa hilang dan kembali menjadi 3 orang dalam rumah kami. Sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan dengan kata.

---------------------------------------------

Sebuah pengalaman lagi yang pernah saya alami saat tidur di rumah Pakde menjelang peringatan 7 hari.

saya jelaskan bahwasanya beberapa orang yang mengatakan bahwa rumah Pakde angker dan beberapa sudah melihat penampakan. Namun, saya lebih percaya bahwa tidak ada setan di rumah Pakde karena Pakde rajin sembahyang.

Akhirnya di tengah malam, saya merasa bahwa ada suara yang sangat kencang mendekati telinga saya, suaranya sangat menakutkan. Saya berusaha bangun dan membangunkan mamak saya yang tidur di sebelah. Saya meyakini bahwa benar itu adalah penunggu rumah Pakde yang ingin menunjukkan eksistensinya.

Satu lagi pengalaman baru dalam hidup saya.

----------------------------------------------

Kehilangan Pakde tentu sangat dirasakan oleh mamak. Orang terduka sedunia deh rasanya, berat badan mulai turun, vertigo sering kabuh gampang sakit untuk masa setelah kedukaan itu.

Hingga akhirnya mamak bercerita bahwa Pade datang melalui mimpi, 
"Ojo khawatir, aku ki urip terus", ungkap Pakde dalam mimpi mamak.

100 hari mengenang kematian Pakde, saya mendedikasikannya kedalam lembar pelengkap genduri/ ibadah mengenang meninggalnya.

“Aku iki patangèn lan kauripan. Sing sapa pracaya marang Aku bakal urip, sanadyan wus mati. Lan saben wong kang urip sarta pracaya marang Aku, iku ora bakal mati ing salawas-lawasĂ©.”

Yohanes 11: 25-26 




Minggu, 31 Desember 2023

Mas Paul

Akhir tahun 2019 atau malah awal tahun 2020, saya berkenalan dengan seorang pria yang sangat menarik, Mas Paul.

Hari ini saya hendak menceritakan kembali tentang kisah dari POV saya, perempuan yang tergila-gila akan pesona-nya.

Kesan pada percakapan pertama sangat berpengaruh. Saya sudah menyukainya dan semakin menyukainya. Saya ingat betul jika Mas Paul menelpon beberapa hari setelah kenalan, membahas tentang zodiac kami. Saya tidak suka menerima telpon, kecuali memang saya suka sekali dengan orang tersebut. Saya terbiasa dengan kahadiran Mas Paul. Pernah menghabiskan waktu dari pagi hingga sore di tanggal 8 Februari 2020. Saat itu sedang pandemi sehingga kampus memberlakukan WFH dan WFO, sehingga saya punya waktu bersamanya sepenjang hari.

Singkat cerita, rindu membuat saya uring-uringan. Sampai pada akhrinya saya memutuskan untuk tidak berani menemui Mas Paul lagi karena pemerintah menganjurkan untuk dirumah saja, juga lock down dimana-mana. 

Suatu ketika di akhir Februari (sepertinya), saya retreat di Bandungan, saya tinggal sekamar dengan 2 orang teman saya. Namun Mas Paul terus menelfon dan video call, bagaimana mungkin saya angkat dikamar. Memang pada saat perjalanan di bus, saya komplain dan mempermasalahkan handphone Mas Paul yang sering mati di siang hari, apakah Mas Paul tidak menyukaiku juga? Kurang lebih seperti itu pertanyaan saya, yang mendapat jawaban panjang, hanya saja jawaban itu langsung dihapus setelah saya membacanya. Saya menangkap hal yang sama sedang kami rasakan.

Bulan demi bulan saya lalui begitu panjang, saya begitu merindukan Mas Paul, sampai beberapa kali saya memimpikan Mas Paul secara berulang dalam tidur malam. Saya frustasi, tantrum dan berujung mengajak Mas Paul bertemu, saya berniat bahwa itu adalah pertemuan terakhir saya, saya tidak ingin terombang-ambing tidak jelas dengan laki-laki itu. Memang dia pernah menuliskan dalam pesan WhatsApp untuk mengajak berkencan dengannya, namun menurut saya, cara yang bersangkutan tidak menunjukkan keseriusan kalimat tersebut.

Ditengah kekalutan dan gegabahnya saya saat itu, saya kekeh untuk mengajaknya bertemu, dalam hati saya, ini adalah yang terakhir sebagai jalan supaya saya bisa mengakhirinya. Benar saja, pada pertemuan itu tidak banyak hal yang kami bahas, mungkin raut wajah saya juga tidak menyenangkan waktu itu. Mas Paul mengajak duduk dirumahnya pun, saya enggan. Karena ada alasan bahwa saya tidak bisa bertamu tanpa membawa buah tangan juga sih, hal yang tidak saya sampaikan. Main ke Waduk Sermo pun enggan, akhirnya hanya duduk di Alun-alun.

Setelahnya, benar saya berusaha dengan keras melupakannya. 

Saya membuka hati dan berpacaran dengan orang lain.

Suatu malam, saya mengganti foto profil WhatsApp dengan pacar saya, mungkin waktunya tidak sampai satu jam, namun dalam hitungan menit langsung dikomentari Mas Paul, Cocok dan ganteng katanya. Saya lupa bagaimana saya merespon, namun saya menyesali hal tersebut.

Bulan berganti bulan, tahun 2021 pertengahan, dimana saya merasa bahwa sepertinya saya sudah baik-baik saja (memang perkara cinta dan move on itu adalah perjalanan, kadang terasa sudah baik, namun nyatanya masih menyimpan kesedihan, hal-hal yang perlu diolah sebelum dapat dideskripsikan). Saya menghubungi Mas Paul, memberinya kabar bahwa saya tidak berhasil dengan laki-laki yang katanya cocok dan ganteng itu. Pesan Mas Paul masih teringat: Rpp, ditoto meneh atine. Saya mengiyakan.

Hubungan kami tidak erat, namun sering kali saya menghampirinya melalui pesan WhatsApp. Selalu terjadi drama bahwa saya selalu tantrum saat saya menyadari saya rindu sekali dan menginginkan sekali pria itu. Saya sempat menutup semua akses saya untuk menghubunginya karena pada dasarnya saya yang selalu mencarinya.

Saya lupa kapan, namun saya pernah minta lagi nomor Mas Paul dengan minta tolong Mbak Rima untuk minta nomor pada Mbak Rinda. Saya selalu senang saat berkirim pesan dengan Mas Paul, namun saya juga sesekali gengsi saat menjumpai bahwasanya saya sangat antusias.

10 Desember 2022 mengantar Jewish ke bandara YIA, malam sebelumnya saya kontak Mas Paul jika saya akan ke YIA dan beliau membalas untuk mampir kerumah. Saya tidak membalasnya. Bagaimana mau mampir, saya berkendara bersama 2 orang teman Jewish waktu itu.

Pertengahan 2023 saya kembali mencarinya namun nomornya centang satu, saya cek di kontak handphone mamak ternyata ada status WhatsApp nya, oh saya sedang di blokir. Chat terakhirnya tidak saya balas namun alasannya memblokirku, saya tidak tahu. Saya biarkan saja toh tidak ada yang penting. 

Akhir November 2023, saya kirim pesan melalui nomor handphone mamak saya dan memintanya jika hendak membalas untuk membalas di nomor pribadi saya. Ya dia membalasnya dan mengirim lokasi jika beliau sedang ada di daerah Palu, Sulawesi juga mengucapkan selamat ulang tahun walau telat. Saya bilang, tanggal 9 Desember aku mau beli duren ke Purworejo lewat rumahmu, jika berminat mari kita beli duren.

Ternyata tanggal 4, 5, 6, 7, saya ada kegiatan di Jakarta. Pikir saya wah gagal rencana saya karna pastinya akan lelah sekali. Seusai dari bandara, saya posting story foto di Bandara YIA, dikomen Cie2.



Tanggal 8 Desember saya masuk kerja di hari jumat sampai menjelang magrib, membeli Bakpia 25 langsung dari pabriknya.

Keesokan harinya, saya membuka kembali maps perburuan duren tetapi ternyata lokasinya lebih dekat jika lewat Nanggulan, bukan lewat jalur selatan.

Kadung sudah beli bakpia lagi sudah janji mau mampir yasudah. Saya berniat mengunjungi Mas Paul di waktu pagi karena sepulang beli duren hendak lewat Nanggulan saja. 

Saya selalu mengabari Mas Paul saat kena lampu lalu lintas di Patung Diponegoro, namun kali ini tidak ada respon, saat didepan rumahnya pun juga sampai saya telpon berkali-kali. Yasudah memang niat awalnya saya hanya akan mampir karena Purworejo yang biasanya memang lewat jalur selatan. Pada perjalanan saya menyesal harusnya saya letakkan bakpia di meja rumahnya saja, lalu saya berfikir untuk apa bakpia ini saya bawa pulang dan berakhir mungkin saya bawa ke gereja di hari minggu.

Saya menghemat baterai hape sebisa mungkin supaya bisa menggunakan maps saat pulang. Namun sayang baterai handphone saya hanya tersisa 2% saat saya menghidupkan paket data dan muncul pesan dari Mas Paul. Akhirnya saya putuskan lewat jalur selatan karena saya hanya hafal jalur satu-satunya itu. Saya sempat lupa belokan ke jalan menuju Bandara YIA. Saya berhenti dan bertanya pada seorang pemuda, ternyata saya kebablasan. Saya memilih membeli makan siang didaerah YIA, namun hanya habis setengah, rasanya kenyang sekali setelah makan satu buah durian sendirian. Siang itu sangat terik, saat dipersilakan mampir ya tentu dengan senang hati dan penuh rasa syukur bisa menikmati kipas angin dan berteduh dibawah atap rumah. Saya menyesal hanya beli 2 durian untuk dibawa pulang, keputusan sesaat karena saya telah mendem duren. (Tidak terasa ternyata saya ngelantur pada cerita perburuan durian).

Dirumah Mas Paul sedang ada tamu, Nico. Kami berbincang bersama, menikmati kopi buatan Mas Paul yang tentu kalah dengan kopi buatanku. Mas Paul mengajak jalan-jalan ke Alun-alun sama foto-foto. Sebenarnya saya semangat namun temannya sepertinya tidak menyambut dengan hangat. Yasudah. Saya pulang setelah hari menjelang sore. 

----------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya ingin mengakhiri semua cerita dan memulai semua yang baru di Tahun 2024.

26 Desember- Semua rangkaian natal telah selesai, aku mau ketemu Mas Paul yang terakhir! Aku menghubunginya malam itu, menjelang pergantian hari. Lalu Mas Paul mengirim foto E-Tiket Lion tujuan Makassar. Satu pesawat dengan adik iparku. Aku memaksakan untuk bertemu dulu. Aku bersikeras meminta bertemu supaya lunas sudah yang ku harapkan dan kuingini, perjumpaan terakhir. Aku sedih sekali, katanya waktunya nggak tepat untuk ketemu. Aku mendesaknya untuk tetap bertemu. Aku tegaskan kenapa nggak mau, aku bisa menemuinya, kenapa tidak mau ketemu, apa karena dia sedang menjaga hati orang lain? Begitu desakku, dan dia mengiyakan. 

Walaupun hingga saat ini aku tidak percaya alasan itu. Jawaban itu cukup untuk mengurungkan niatku untuk menjumpainya. 

Aku lupa kapan, aku menghubunginya dengan nomor baru, aku sungguh-sungguh berterima kasih untuk kasih nya Mas Paul dalam masa hidupku kala itu. Dia membalas pesanku dengan stiker. Aku tidak membalasnya. Lalu beberapa jam kemudian, dia membalas lagi dengan emoji tersenyum, aku tidak membalasnya lagi. Aku menghapus nomor handphone-nya. Aku begitu mengasihi orang itu. Aku membiarkan hatiku tetap mengasihi-nya, sampai hari ini. Karena aku meyakini, ada masanya semua akan menjadi biasa dan sangat biasa saja. 

Cerita terus berjalan, namun belum dituliskan lagi, bersambung. (31 Desember 2023)

--------------------------------------------------------------------------------------------

Hari minggu 28 April 2024.

Kemarin sabtu, aku dan Bapak Sukaryantara melakukan hammer test di Pasar Pituruh Purworejo. Aku melewati Jalan Brosot menuju Kulonprogo. Pulangnya, melalui jalanan yang pernah kulewati dengan Mas Paul, aku hapal betul, melalui jalanan itu dan memasuki terowongan di jembatan yang gelap. Semua mengingatkanku pada Mas Paul. Tidak ada kenangan yang buruk yang ia ciptakan bersamaku. Tapi apa daya, aku tidak tahu bagaimana lagi memulainya. Tahun ini aku sudah berjanji bahwa semua yang lalu yasudah berlalu, tidak untuk menengok ke belakang. 

29 April 2024. Mendapati Mas Paul dengan respon yang sangat asing saat ku panggil nama nya di chat WhatsApp. Mas Paul sedang di Jakarta di rumah calon isterinya. 

Seketika aku sedih sekali, sangat sedih. Bagiku dia orang yang selalu menjadi tempat pulang ku. 

Hal yang patut ia terima adalah permintaan maafku dan rasa terima kasihku. Maaf karena sekiranya melukai perasaan nya, merepotkannya dan menjadi tempat kala ku malah marah-marah. Terima kasih karena bagaimanapun ia begitu berarti dan memberi makna dalam proses kehidupanku. 

30 April 2024

Ternyata aku mendapati diriku bergantung padanya, sehingga saat akan menikah aku merasa akan kehilangan. Ada batasan yang memaksaku menjaga jarak dan menghargai pernikahannya. 

Sama seperti hubunganku dengan Gembul, aku sedih sewaktu ia akan menikah. Aku kehilangan teman bermainku. 

Aku juga menyadari bahwa selama ini aku menahan perasaanku, aku tidak bisa mendeskripsikannya ataupun mengungkapkannya dengan baik. 

Tentu Mas Paul tidak akan membaca tulisan ini, aku menuliskannya untukku, sebagai caraku mengenang perjalananku dan kasih Mas Paul. 

Rabu, 27 Desember 2023

Hidup yang Beruntung

Tadi sore aku berbincang dengan ayahku. Aku bertanya tentang apakah yang tadi jadi tema khotbah.

Ayahku bilang kalo khotbahnya diambil oleh Mas Wegig dari handphone nya, lalu dia menasehatkan bahwasanya hidup hanyalah perihal tentang keadaan yang sedang malang maupun sedang mujur.

Hidup yang sedang dalam keadaan tidak mujur, setidaknya dilakukan dengan tidak banyak nggresulo, nanti akan merusak badan.

Ketika sedang dalam keadaan mujur, ya jangan sombong.


Selasa, 24 Oktober 2023

Satu hari di Oktober

 Google Photo kembali mengingatkan pada memori 3 tahun lalu.

Ada foto kami berdua saat jalan-jalan di Malioboro.

Aku tidak menyangka jika rasanya sedih sekali.

Aku menyadari, walaupun tahun berganti, angka pada umurku telah bertambah, ternyata aku masih berhenti pada perasaan yang membuatku menangis setelah mandi sore ini. Aku tidak tahu kenapa rasanya seperti ini. Jika aku tuliskan begini rasanya, aku sedih sekali dan hanya menangis. Bukan karena aku masih mencintai orang itu, hanya saja apa yang dilakukan padaku serasa tindakan penghinaan, tidak sebanding.

Lalu aku mengirimkan pesan pada Mas Jewish, dia bertanya kabarku, tapi selayaknya dia adalah orang yang harus kutanyai kabarnya setelah 318 hari kami tidak bertemu. Jawabannya selalu Puji Tuhan baik, terbaca template. 



Aku sedih hingga aku mengirimkan pesan panjang tentang kesedihan yang kurasakan, namun trnyata pesan panjangku hanya centang satu, yasudah.











Di ruang chat yang lain, ada orang yang mengajakku untuk membangun hubungan, dia seorang guru agama Kristen yang juga menjadi Gembala Sidang di sebuah Gereja Baptis. Tentu aku tidak tahu membalas apa lagi.






Aku berkirim pesan juga dengan Bu Tina, bercerita banyak hal, tidak lupa aku bilang kalo aku seneng banget tadi siang dibelikan jepit rambut dan kunciran yang banyak oleh Bu Sumi.


Sampai jam 22.00 WIB-an lah, pesanku masih centang satu, namun perasaanku membaik, terasa bahagia dan penuh sukacita saja hingga akhirnya aku delete message yang tadi sudah ku kirim. Mengganti curhat panjang dengan durasi perpiahan kita yang hampir setaun, bulan depan aku ulang taun mas.

Lama berselang, akhirnya centang biru dan dibalas. Sama, aku tidak tahu harus membalas apa, juga.

Miss you so bad mas <3


Senin, 23 Oktober 2023

Doorprize Penghiburan

27 September 2023 | Dies Natalis 2023.
Hari itu aku mendapatkan Ipad Apple Generasi 9, sebuah Ipad keluaran 2021 yang kala baru bisa dibanderol harga Rp 8.999.900 hingga Rp 9.000.0000, Haha.
Sesuatu yang tidak pernah ku duga sebelumnya.
Kala itu aku bingung pengen dapat doorprize apa. Bagaiman tidak,
Aku ingin kulkas, karena kulkas di rumah sudah lama lagipula itu kulkas bekas pemberian sepupuku.
Aku ingin televisi baru, karena di rumah hanya punya televisi tabung, bukan LED.
Aku ingin sepeda motor karena hadiah utama (oh tidak, aku tidak pengen motor, kan aku udah punya motor).

Aku mulai pesismis saat hadiah-hadiah yang ku inginkan selesai disebutkan, aku sudah pengen pulang.
Aku memutuskan untuk bermain hape di kantor TU sambil ngadem aja.
Aku cukup beruntung dalam per-doorprize-an Atma Jaya, namun biasanya bergerak di bidang kecil-kecil seperti tas, headset, voucher-voucher mall dan hadiah hiburan lainnya, jadi jika hadiah hiburan sudah selesai dibacakan, tentu aku pesimis dan tidak tabah.

"Ibu Christin Sri Hastuti!", terdengar suara MC memanggil namaku, Wow, aku tidak tahu mendapatkan apa, hanya saja aku segera berlari, jauh cah dari Fakultas ke Lapangan Lilin.

Seneng banget!

Aku menyebutnya sebagai hadiah penghiburan.
Untuk diriku yang merasa sedang di masa yang tidak beruntung.
Untuk diriku yang sedang merasa semua berjalan ugal-ugalan, tidak sesuai rencana dan harapan.
Untuk diriku yang sedang sering ngambek sama Sang Penciptanya.

Jadi buat apa aku punya Ipad? 
Masa iya mau dijual, kan di rumah belum punya. Hehehe.
Untuk diriku yang kadang tidak tahu harus bersyukur untuk hal apa?

Akhirnya, yasudah, biarlah disetiap masa hidupku, 

Ingatkanku lagi, hidupku ada di dalam tanganMu,
RencanaMu Tuhan, Indah dan mulia.

Lagu: NDC Worship -Tuhan Tak Pernah Gagal



Jumat, 20 Oktober 2023

Cape Deh

20/10/2023

Pulang kerja terasa capek sekali hari ini, seakan aku kehilangan banyak energi. Tidak ada pekerjaa berat, tidak snam-senam ataupun berfikir terlalu keras. Hanya saja aku mengingat bahwasanya tadi aku menjelaskan tentang pernikahan kepada teman-temanku. Sekilas terasa lelah seperti lelahnya berusaha menjelaskan dan meyakinkan pada mantan pacarku bahwa "pada saat itu" aku begitu mencintainya.

Jika sampai saat ini aku belum menikah, ya mungkin karena belum bertemu dengan orang yang sama-sama saling menginginkan yang tentunya "sreg" di hati.

Aku tahu beberapa orang menaruh kasih untukku sehingga mereka berniat mencarikan ataupun mengingatkan untuk berusaha mencari pasangan. Salah satunya bapak-bapak pendeta di lingkungan gereja.

Suatu hari, pendeta ku, Pak Joni menghubungi dan menyatakan bahwa ada yang mau dikenalin sama akuuu, tapi Pak Joni juga tidak tahu siapa yang akan dikenalkan. Tanpa berfikir lagi saya hanya menjawab: Oke pak, kapan, saya tidak menjanjikan hal yang lebih dalam, hanya berkenan jika dikenalkan saja. Pak Joni-pun setuju.

Malam pada hari berikutnya, sekitar pukul 19.00 WIB, Pak Joni telpon supaya aku segera ke gereja. Malam itu aku memakai baju batik motif burung bangau, celana jeans, sendal. Ternyata Pak Pendeta dan jemaatnya sudah hadir disana.

Laki-laki yang dikenalkan padaku bertubuh tinggi, warna kulitnya sawo matang namun lebih gelap daripadaku, memakai batik lengan pendek, celana jeans dan memakai topi. 

Pak Joni dan Bu Agung sudah mempersiapkan makan malam, jadi kami dinner dulu malam itu sebelum percakapan dan promosi dicanangkan.

Hal yang sampai saat ini masih teringat adalah kata-kata Pak Pendeta itu, dia memanggilku nduk.

"Nduk cah ayu, ngene lho, nek pak pendeta ngenalke ki yo ro bocah sik apik, ora sembarangan, nek masalah duit berkeluarga ki digolek bareng-bareng, sesok mik gari milih diberkati neng gereja Saman po neng gereja *tiiiiit*......."

......iya to Pak Joni?

.....iya to Pak Joni?

Aku hanya mengiyakan setiap kata-katanya, sedang Pak Joni hanya mengangguk-angguk saat dimintai persetujuan dari kata-kata Pak Pendeta itu.

First impression nya udah nggak sreg tapi masih okelah mari kita hargai usaha orang tua kita. Sejak malam itu laki-laki yang dikenalkan padaku selalu menghubungiku, berbicara text di WhatsApp. Di setiap pagiku, siangku, malamkuuu....(ada lagunya itu).

(Chat ku dan Pak Pendeta)

Ada di titik laki-laki itu akhirnya bosan juga setiap kali mengajakku kencan namun gagal. Jadi sudah tidak hadir dipagi, siang dan malamku lagi deh.

Suatu ketika saat sudah lewat jam tengah malam, dia menghubungiku meminta DANA untuk beli bensin karena lupa nggak bawa dompet, besok mau dikembalikan. Bagiku halah okelah. Beberapa waktu berselang, dini hari lagi, masa iya minta buat tambal ban Rp 30.000.

 (Chatku dengan laki-laki yang dikenalkan Pak Pendeta)

Aku tertawa kesal dan tidak habis pikir. 
Anda sungguh-sungguh dengan perkenalan yang Anda rencanakan, Pak Pendeta?

CERITA BAGIAN 2 ------Dikenalin sama Pak Pendeta (lagi)
Kali ini tokoh yang berbeda dari pendeta di atas, bagaimana jika kita sebut sebagai Embah Pendeta, karena saat ini suda Emeretus.
Jadi suatu hari, Pak Joni sebagai perwakilan pihak perempuan memberi diri untuk berperan dalam persekongkolan perkenalan ini. Kali ini Pak Joni promo nih, diskalimer dulu, Cerita bagian ini terjadi sebelum perkenalan yang ku ceritakan diatas.

Dikenalkan dengan seorang guru sekolah, lupa tingkatannya apa, tapi bukan guru Sekolah Minggu pokoknya.
Kenapa cerita ini muncul lagi ke permukaan, kan cerita lama, sampai lupa sebenarnya. Cerita ini dituliskan tanpa bukti dan hanya dengan sisa memori yang dibangkitkan oleh Si Jordan.
Si Jordan adalah Bapak Gembala Sidang Gereja Gunung Jati. Gunung Jati itu jemaatnya ada 9 orang, udah kayak kerja kelompok deh kalo ibadah, mari kita bayangkan.

Suatu malam pada acara Musyawarah Daerah GGBI BPD Yogyakarta, Bapak Jordan ini melakukan konfirmasi, begini percakapannya,

BJ: Mbak, jare dikenalke jemaat ku tapi koe wegah.
C: Ora ya, sopo?
BJ: ........... tenan ya, jare wegah mergo koe wegah urip neng ndesa, ra ono sinyal!

Hahahaha, padahal alasan bukan ituuuu, nggak sreg ajaaa, bisa-bisanya ada bumbu-bumbu menggemashkan.
Embah Pendeta, tolong dong plis jangan dicerita-ceritakan. Ini namanya membangkitkan cerita sebelum Covid muncul kembali di permukaan di hari-hari mendekati akhir 2023. Jatuhnya Christin bahan gosip. Kedepan akan ku tuliskan yang bagian tentang, Christin Bahan Gosip!

BAGIAN 3 --------Masih Seputar Perkenalan dan Pendeta
Sepertinya saya masuk pada circle yang salah. Saya punya teman kuliah, namanya Aileen. Dia sudah menikah dengan gercep setelah pacaran bertahun-tahun dengan teman sekelasku, lalu teman sekelasku itu selingkuh pas Aileen kerja di Kalimanta, eh balik ke Jogja selanjutnya dia menikah dengan Penginjil Kalimantan. Luar biasa memang hati perempuan satu itu.
Tidak usah menjelaskan background keluarga Aileen, sebab orang tuanya pendeta, adiknya sekolah di sekolah Theologi, Aileen Musik Gereja, suami Aileen pelayanan di gereja, yang belum hanya anak-anak Aileen. Eh anak-anak Aileen tentu cucu dari pendeta.

Aileen salah satu yang mendorong dan mendukungku untuk segera menikah.
Suatu hari Aileen WhatsApp mau ngenalin aku sama temennya yang asli Toraja. Anda tahu jawaban saya, tentu YA!

Hari telah berganti hingga saya lupa jika dijanjikan perkenalan dengan lelaki Toraja. Namun suatu sore, ada WhatsApp yang menyatakan bahwa beliau adalah teman dari Alin. Ya saya tidak tahu siapa Alin bapaaa, saya tidak kenal dengan adik perempuan Aileen. 

Langsung ku wasap si Aileen, wah menjebak nih, katanya Toraja kok jadi Papua, maen-maen ngana ya!
Aileen memberi alasan bahwa pemuda Toraja itu belum move on dengan mantannya dan perokok makanya tidak jadi dikenalkan.

Beliau yang dikenalkan padaku adalah seorang Pendeta dari Sentani Papua yang menawarkan kehidupan rumah tangga dengan disertai skenario yang akan dilakukan bersama, apakah tinggal di Jawa atau Papua, tentang pekerjaan yang bisa ku lakukan pokoknya menggiurkan bestie.

Aileen plisss!

Udah jam 00.26, aku capek nulis, segini aja ceritanya.














Senin, 16 Oktober 2023

MAKASSAR 2023

Manusia memiliki hidupnya.
Manusia memilih caranya menjadi utuh.
Manusia mencari jalannya.

Aku sudah punya tekad untuk pergi ke Makassar jauh-jauh hari, pada Februari 2023, jauh sebelum ada kesepakatan keluarga bahwa adikku akan menikah di tahun keberangkatanku.
Keinginanku semakin kuat, setelah adikku bertunangan di akhir tahun dan akan menikah di bulan Juli tahun 2023.
Makassar adalah pencapaianku.
Sesuatu yang tidak aku dapatkan dari orang tuaku, sebuah harapan yang kupegang erat.
Jika adikku memiliki pencapaian menjadi wanita yang utuh dan penuh karena dipersunting seorang pria lalu menikah.
Aku memilih Makassar, dalam hati, aku berjanji, aku selesai dengan semua kisah yang telah lalu, menjadi utuh dan menikah setelahnya.


Aku sudah membeli tiket pesawat, tiket hotel, menghubungi penyedia rental motor, menghubungi penyedia jasa kapal di Ramang-ramang, membuat titik destinasi di Google Maps, jalan-jalan online di Makassar via Google Maps (ngapalin jalan), membuat plan perjalanan yang begitu rinci dengan berbagai estimasi, surat cuti, dan sudah selesai membuat jadwal praktikum untuk tahun 2023 saat masih bulan April 2022.

Semuanya itu akan kulakukan secara sembunyi-sembunyi.
Aku tidak mungkin mendapatkan izin untuk pergi ke luar Jawa dengan tujuan wisata, kecuali menipu mereka dengan alasan pekerjaan.
Hal tersebut akan terlaksana dengan adanya kerjasama dengan rekan kerja, ku utarakan niatanku juga alasan dan rencana tipuan yang telah kami susun. Aku dan adikku sepakat jika aku pergi ke Makassar untuk pekerjaan. 

Kata temanku, nanti pesawatnya akan jatuh dan plupuk-plupuk, tentu akan meninggal, begitu lelucon yang  temanku buat.
Ternyata tidak semulus itu. Aku punya ketakutanku, bukan karena saat naik pesawat akan meninggal.
Bagaimana mamakku.
Aku sedang berbohong, bagaimana terpukulnya jika aku meninggal.
Jika ketahuan berbohong saat pulang dengan selamat sampai di Jogja mah gampang aja toh nggak akan bisa dimarahin lagi.

Pagi selanjutnya, setelah presensi, aku menuju ruangan temanku untuk minta pertimbangan. Bagiku dia adalah orang yang cukup ku percaya untuk membantu menentukan pilihan lagi dia cukup bijaksana.
Pada akhirnya aku menentukan pilihanku. Refund.
Aku belum jadi ke Makassar hingga saat tulisan ini dibuat, 16/10/2023.

*(Beberapa hal detail tidak dituliskan pada bagian ini)

Rabu, 11 Oktober 2023

Perihal Kasihan

​Malam ini aku melihat cuplikan podcast Dedi Corbuzier dan Vidi Aldiano tentang perjuangan Vidi yang sedang mengidap kanker. Mereka membahas tentang Vidi yang sakit namun sebenernya Dedi nggak akan bilang kasihan, karena Vidi tuh hebat banget di mata Dedi. Dalam keadaan sakit, dia tetap bekerja dan melakukan aktivitas lainnya.

Ku berikan judul, perihal kasihan untuk sebuah cerita satu masa dihidupku. Mengisahkan tentang seseorang yang mengidap epilepsi yang pernah ku kenal. Suatu malam, saat aku mengatakan bahwa sedang memasak Indomie, dia diseberang selulernya berkata, intinya wah kata dokter, aku nggak boleh makan mie instan, bakso, coklat dsb. (Pada saat itu kami sedang dekat, dia selalu menghubungiku di pagi hari, mengingatkan makan siang disela-sela aku bekerja, lalu dengan bercerita disaat malam datang).

Lah, aku kaget, kok bisa. Akhirnya dia bilang kalo dia sakit epilepsi. Aku makin kaget. Aku belum pernah tahu tentang penyakit ini.

Hari berlanjut, hingga akhirnya kami berpacaran. Saat itu dia bertanya, kenapa aku mau\ jatuh hati padanya?

Alangkah lebih baik dan aman adalah menjawab secara singkat dan jelas: Ya aku sayang kamu, kamu baik, kamu ganteng dan kalimat positif lainnya.

Namun tidak dengan saya waktu itu, Haha. Saya menjawab mulai dari latar belakang dan kesimpulan. Hehehe. Kira-kira beginilah jawabannya, 

Latar belakang: waktu aku tahu kalo kamu sakit, aku nggak tega sekali.

Kesimpulan: dari situ aku memutuskan untuk sayang sama kamu.

Sejujurnya aku sudah menaruh hati kepadanya karena setiap perhatian yang dia berikan, pendidikan yang dia tempuh, caranya mengasihi orang tuanya, lembut tutur bahasanya, tampan manis nan rupawan. Tapi, saat tahu bahwa dia mengidap epilepsi, bagi seorang perempuan, memastikan diri apakah sanggup jika harus menghidupi perasaan suka yang sedari awal sudah ada dan akan makin bertumbuh atau sudahi perkenalan. Malam itu aku memutuskan untuk merasa siap. Dan, saat aku memutuskan menjadi pacarnya, aku sudah siap dengan hatiku untuk menghidupi setiap kata yang kutujukan padanya. 

---------------------------

Pada akhirnya dia melepaskan unek-uneknya, bahwasanya dia merasa bahwa aku mau berpacaran dengannya karena kasihan. Dia mengambil 1 kata dan menerjemahkannya, nggak tega= kasihan. Tanpa tahu ada "sejujurnya" yang tidak diungkapkan pada siang itu, di Dainang.

Padahal tidak ada yang perlu di kasihani dari sosok itu. Bukankah luar biasa seorang anak laki-laki yang memutuskan untuk mengambil pendidikan Magister Teknik Sipil diluar pulau tempat tinggalnya. Diterima di universitas ternama, punya nilai yang baik, punya keluarga yang utuh dan ekonomi yang baik. Aku memandangnya dengan kagum dan hebat.

Bukankah aku yang layak Engkau kasihani ya Allah?

Bagaimana mungkin aku mengasihani, sedang aku yang lebih kasihan-pun tak mau dikasihani. 


Rabu, 17 Mei 2023

Gusti Nyuwun Kawelasan, untuk aku yang masih Krasan


 

17 Mei 2023
Rasanya ini sangat relate dengan keadaan sekarang. 
Ya Tuhan mohon belas kasihan, Kasihanilah aku ya Allah.

Bukan sebuah masalah besar, hanya saja jiwaku terusik untuk mencari-cari seseorang yang pernah singgah. Masalah kecil jadi besar kan? 

Padahal ada sebuah buku yang tadi siang diberikan oleh Pak Oktoditya, "Jangan Membuat Masalah Kecil Menjadi Besar".

Akupun heran, bagaimana begitu lama bersemayam, padahal 
Tidak banyak hal yang kami lakukan bersama
Tidak gagah rupawan juga tampan
Tidak jelas juga.

Ah mungkin itu akan membantu, ketika nasehat, Jangan menengok lagi ke belakang. Ingat Istri Lot menjadi tiang garam sudah tidak mempan.