Jumat, 20 Oktober 2023

Cape Deh

20/10/2023

Pulang kerja terasa capek sekali hari ini, seakan aku kehilangan banyak energi. Tidak ada pekerjaa berat, tidak snam-senam ataupun berfikir terlalu keras. Hanya saja aku mengingat bahwasanya tadi aku menjelaskan tentang pernikahan kepada teman-temanku. Sekilas terasa lelah seperti lelahnya berusaha menjelaskan dan meyakinkan pada mantan pacarku bahwa "pada saat itu" aku begitu mencintainya.

Jika sampai saat ini aku belum menikah, ya mungkin karena belum bertemu dengan orang yang sama-sama saling menginginkan yang tentunya "sreg" di hati.

Aku tahu beberapa orang menaruh kasih untukku sehingga mereka berniat mencarikan ataupun mengingatkan untuk berusaha mencari pasangan. Salah satunya bapak-bapak pendeta di lingkungan gereja.

Suatu hari, pendeta ku, Pak Joni menghubungi dan menyatakan bahwa ada yang mau dikenalin sama akuuu, tapi Pak Joni juga tidak tahu siapa yang akan dikenalkan. Tanpa berfikir lagi saya hanya menjawab: Oke pak, kapan, saya tidak menjanjikan hal yang lebih dalam, hanya berkenan jika dikenalkan saja. Pak Joni-pun setuju.

Malam pada hari berikutnya, sekitar pukul 19.00 WIB, Pak Joni telpon supaya aku segera ke gereja. Malam itu aku memakai baju batik motif burung bangau, celana jeans, sendal. Ternyata Pak Pendeta dan jemaatnya sudah hadir disana.

Laki-laki yang dikenalkan padaku bertubuh tinggi, warna kulitnya sawo matang namun lebih gelap daripadaku, memakai batik lengan pendek, celana jeans dan memakai topi. 

Pak Joni dan Bu Agung sudah mempersiapkan makan malam, jadi kami dinner dulu malam itu sebelum percakapan dan promosi dicanangkan.

Hal yang sampai saat ini masih teringat adalah kata-kata Pak Pendeta itu, dia memanggilku nduk.

"Nduk cah ayu, ngene lho, nek pak pendeta ngenalke ki yo ro bocah sik apik, ora sembarangan, nek masalah duit berkeluarga ki digolek bareng-bareng, sesok mik gari milih diberkati neng gereja Saman po neng gereja *tiiiiit*......."

......iya to Pak Joni?

.....iya to Pak Joni?

Aku hanya mengiyakan setiap kata-katanya, sedang Pak Joni hanya mengangguk-angguk saat dimintai persetujuan dari kata-kata Pak Pendeta itu.

First impression nya udah nggak sreg tapi masih okelah mari kita hargai usaha orang tua kita. Sejak malam itu laki-laki yang dikenalkan padaku selalu menghubungiku, berbicara text di WhatsApp. Di setiap pagiku, siangku, malamkuuu....(ada lagunya itu).

(Chat ku dan Pak Pendeta)

Ada di titik laki-laki itu akhirnya bosan juga setiap kali mengajakku kencan namun gagal. Jadi sudah tidak hadir dipagi, siang dan malamku lagi deh.

Suatu ketika saat sudah lewat jam tengah malam, dia menghubungiku meminta DANA untuk beli bensin karena lupa nggak bawa dompet, besok mau dikembalikan. Bagiku halah okelah. Beberapa waktu berselang, dini hari lagi, masa iya minta buat tambal ban Rp 30.000.

 (Chatku dengan laki-laki yang dikenalkan Pak Pendeta)

Aku tertawa kesal dan tidak habis pikir. 
Anda sungguh-sungguh dengan perkenalan yang Anda rencanakan, Pak Pendeta?

CERITA BAGIAN 2 ------Dikenalin sama Pak Pendeta (lagi)
Kali ini tokoh yang berbeda dari pendeta di atas, bagaimana jika kita sebut sebagai Embah Pendeta, karena saat ini suda Emeretus.
Jadi suatu hari, Pak Joni sebagai perwakilan pihak perempuan memberi diri untuk berperan dalam persekongkolan perkenalan ini. Kali ini Pak Joni promo nih, diskalimer dulu, Cerita bagian ini terjadi sebelum perkenalan yang ku ceritakan diatas.

Dikenalkan dengan seorang guru sekolah, lupa tingkatannya apa, tapi bukan guru Sekolah Minggu pokoknya.
Kenapa cerita ini muncul lagi ke permukaan, kan cerita lama, sampai lupa sebenarnya. Cerita ini dituliskan tanpa bukti dan hanya dengan sisa memori yang dibangkitkan oleh Si Jordan.
Si Jordan adalah Bapak Gembala Sidang Gereja Gunung Jati. Gunung Jati itu jemaatnya ada 9 orang, udah kayak kerja kelompok deh kalo ibadah, mari kita bayangkan.

Suatu malam pada acara Musyawarah Daerah GGBI BPD Yogyakarta, Bapak Jordan ini melakukan konfirmasi, begini percakapannya,

BJ: Mbak, jare dikenalke jemaat ku tapi koe wegah.
C: Ora ya, sopo?
BJ: ........... tenan ya, jare wegah mergo koe wegah urip neng ndesa, ra ono sinyal!

Hahahaha, padahal alasan bukan ituuuu, nggak sreg ajaaa, bisa-bisanya ada bumbu-bumbu menggemashkan.
Embah Pendeta, tolong dong plis jangan dicerita-ceritakan. Ini namanya membangkitkan cerita sebelum Covid muncul kembali di permukaan di hari-hari mendekati akhir 2023. Jatuhnya Christin bahan gosip. Kedepan akan ku tuliskan yang bagian tentang, Christin Bahan Gosip!

BAGIAN 3 --------Masih Seputar Perkenalan dan Pendeta
Sepertinya saya masuk pada circle yang salah. Saya punya teman kuliah, namanya Aileen. Dia sudah menikah dengan gercep setelah pacaran bertahun-tahun dengan teman sekelasku, lalu teman sekelasku itu selingkuh pas Aileen kerja di Kalimanta, eh balik ke Jogja selanjutnya dia menikah dengan Penginjil Kalimantan. Luar biasa memang hati perempuan satu itu.
Tidak usah menjelaskan background keluarga Aileen, sebab orang tuanya pendeta, adiknya sekolah di sekolah Theologi, Aileen Musik Gereja, suami Aileen pelayanan di gereja, yang belum hanya anak-anak Aileen. Eh anak-anak Aileen tentu cucu dari pendeta.

Aileen salah satu yang mendorong dan mendukungku untuk segera menikah.
Suatu hari Aileen WhatsApp mau ngenalin aku sama temennya yang asli Toraja. Anda tahu jawaban saya, tentu YA!

Hari telah berganti hingga saya lupa jika dijanjikan perkenalan dengan lelaki Toraja. Namun suatu sore, ada WhatsApp yang menyatakan bahwa beliau adalah teman dari Alin. Ya saya tidak tahu siapa Alin bapaaa, saya tidak kenal dengan adik perempuan Aileen. 

Langsung ku wasap si Aileen, wah menjebak nih, katanya Toraja kok jadi Papua, maen-maen ngana ya!
Aileen memberi alasan bahwa pemuda Toraja itu belum move on dengan mantannya dan perokok makanya tidak jadi dikenalkan.

Beliau yang dikenalkan padaku adalah seorang Pendeta dari Sentani Papua yang menawarkan kehidupan rumah tangga dengan disertai skenario yang akan dilakukan bersama, apakah tinggal di Jawa atau Papua, tentang pekerjaan yang bisa ku lakukan pokoknya menggiurkan bestie.

Aileen plisss!

Udah jam 00.26, aku capek nulis, segini aja ceritanya.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar