Kamis, 11 April 2024

Pertemanan dengan Jewish

 11 April 2024 01.11 WIB

Aku menulisnya karena masih terus terjaga hingga pagi ini. Beberapa hari memang malam ku gelisah dan sulit untuk tidur. Mungkin karena aku tidur siang terlalu lama.

Kembali mengingat pertemananku dengan seorang Jewish. 

Pertemanan dimulai pada tahun 2019, saat dia tinggal di kos saudaranya yang ada di STTKD, selatan gerejaku. Laki-laki itu melanjutkan Magister nya di UNY. Bersama Novian, kami mengajak anak itu bersama untuk bermain ke Festival Kesenian Yogyakarta. 

Pada tahun itu aku masih gadis yang iseng, sehingga menjodoh-jodohkan Jewish dengan Lina, sampai si Jewish marah denganku.

Waktu berjalan, hubungan pertemanan kami layaknya pertemanan biasa. 

Aku punya pacar, mereka saling kenal.

Suatu ketika pada Desember tahun 2020, Jewish hendak pulang ke Kalimantan karena adik sepupu (sepertinya) meninggal dunia. Saat itu adalah saat Covid 19 menyerang. Pak Joni yang akan mengantar Jewish ke Bandara. Namun tiba-tiba di malam sebelumnya beliau tidak bisa mengantar yang akhirnya aku WhatsApp Jefry,  disclaimer dulu bahwa Jefry berada di Jogja karena maskapai tempatnya bekerja sedang melakukan PHK, jadi sementara dia tinggal di pastori gereja. Jefry tidak mau mengantar Jewish. Aku berfikir bahwa pertemanan kami akan sebatas selama Jewish di Jogja, jadi selama itu aku akan membuat kenangan yang baik dan mengisi kebersamaan ini. Baiklah akhirnya aku menawarkan diri untuk mengantar Jewish..... (yang adalah malapetaka di sudut cerita hidupku yang lain). Awalnya Jewish tidak mau tapi aku meyakinkanku bahwa tidak apa jika aku yang mengantar. Tidak ada cinta dan intensi untuk kegiatan romansa dalam benakku, lagi pula aku sedang berpacaran dengan laki-laki yang sangat ku sayangi saat itu. Pagi subuh aku menjemputnya untuk mengantarkan laki-laki itu ke Bandara YIA yang ada di Kulon Progo. 

Tahun 2021, aku putus dengan pacar yang ku sayangi, yang juga ternyata baru ku ketahui bahwa beliau cemburu dengan Jewish. Aku upload foto bersama Jewish saat di bandara, pula cerita kepada beliau bahwasanya mengantar Jewish ke Bandara, responnya iya iya saja sih. Awal Januari Jewish pulang ke Jogja lagi.

Ada masa kami pergi ke pantai di bulan Maret. Biasanya aku berboncengan dengan Lina, namun kali ini aku dengan Jewish. Aku yang memboncengnya, sejenak patah hatiku tidak terasa lagi karena sedang teralihkan dengan kebersamaanku dengan teman-teman kala itu.

Singkat cerita, aku tahu bahwa beliau putus denganku karena ada perkara cemburu jugaaa (kita sebut saja mantan pacar dengan kata ganti "beliau"). Jujur aku sangat kaget dan terpukul atas keputusan dan hukuman yang beliau berikan kepadaku sehingga aku menghukum diriku untuk banyak hal, termasuk tidak mau lagi berteman dengan Jewish. Sepertinya lebih dari setengah tahun aku tidak berbincang layaknya temen dengan Jewish. Semua ku lakukan sesuai tugas, kami bersinggungan hanya saat latihan dan ibadah, dia seorang pemain keyboard di gerejaku.

Kami kembali berteman saat keponakan Pak Joni berlibur setelah ujian akhir semester SMA. Jewish WhatsApp untuk menemani anak ini jalan-jalan. Ah itu sudah di awal pertengahan tahun 2021, sudah hampir 1 tahun aku tidak mau bertegur sapa dengan Jewish. Malam itu kami singgah di Mc Donalds Malioboro. Aku mengantri beli minuman, sedang Jewish ikut dan berdiri disampingku, aku membeli 4 cup cola float saja, lalu Jewish membeli kentang untuk bersama.

Sedikit percakapan yang ku ingat,

C: Mas Jewish, kita udah jauh ya sekarang semenjak kejadian itu? Aku udah nggak ngomong sama Mas Jewish.

J: Nggak mbak, aku tetep disini terus. (Tersirat bahwa yang menjauh aku, Christin, bukan dia)

Sejak saat itu hubungan kami cair kembali.

Ulang tahun 2021. Malam hari, aku mengantarkan martabak, kue ulang tahun ke rumah Ngijo untuk ayahku sekalian mampir ke rumah Jewish. Jewish bingung bergegas mencarikan hadiah untukku, dia memberikanku kaos warna soft pink, good time dan susu coklat. Saat duduk sebentar, dia bertanya apakah aku sudah move on, aku menangis. Aku lupa kenapa aku menangis. Jewish mengusap lututku. Tahun itu aku mendapatkan hadiah doa terbaik yang ku terima dalam masa hidupku didunia.

02.32 WIB, aku akan meneruskannya disaat aku tidak bisa tidur, dilain waktu.


Rabu, 03 April 2024

AKU MENDAPATI BAHWA TEMAN-TEMANKU MENJADI HEBAT

Dunia terus berjalan.

Semua orang terlihat berlari dan tumbuh menjadi orang yang hebat.

Demikian semua orang disekitarku.

Adikku yang lebih dahulu menikah.

Teman kecilku yang sudah mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.

Teman kesayanganku yang sudah menggapai cita-citanya menjadi dosen, luar biasanya dosen PNS di pulau kediamannya.

Kakak kelasku sudah menjadi dosen.

Semua tumbuh dengan begitu hebat, sangat hebat.

40 Hari berpulangnya Pakde

 


Kamis Pahing, 21 Maret 2024 adalah 40 hari genap Pakde berpulang.

Hari ini 22 Maret 2024.

Sebuah keyakinan yang ku pegang bahwa selama 40 hari, roh masih ada disekitar rumah.

Aku merasakan roh nya memang berada disekitar rumahku, memang rumah kami beda RT namun keyakinan kami bahwa pada malam itu Pakde pulang dengan mengetuk pintu rumah di jam dini hari.

Sebelum 40 hari, saya merasa bahwa ada pribadi yang tinggal dirumah, namun setelah 40 hari, ada rasa hilang dan kembali menjadi 3 orang dalam rumah kami. Sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan dengan kata.

---------------------------------------------

Sebuah pengalaman lagi yang pernah saya alami saat tidur di rumah Pakde menjelang peringatan 7 hari.

saya jelaskan bahwasanya beberapa orang yang mengatakan bahwa rumah Pakde angker dan beberapa sudah melihat penampakan. Namun, saya lebih percaya bahwa tidak ada setan di rumah Pakde karena Pakde rajin sembahyang.

Akhirnya di tengah malam, saya merasa bahwa ada suara yang sangat kencang mendekati telinga saya, suaranya sangat menakutkan. Saya berusaha bangun dan membangunkan mamak saya yang tidur di sebelah. Saya meyakini bahwa benar itu adalah penunggu rumah Pakde yang ingin menunjukkan eksistensinya.

Satu lagi pengalaman baru dalam hidup saya.

----------------------------------------------

Kehilangan Pakde tentu sangat dirasakan oleh mamak. Orang terduka sedunia deh rasanya, berat badan mulai turun, vertigo sering kabuh gampang sakit untuk masa setelah kedukaan itu.

Hingga akhirnya mamak bercerita bahwa Pade datang melalui mimpi, 
"Ojo khawatir, aku ki urip terus", ungkap Pakde dalam mimpi mamak.

100 hari mengenang kematian Pakde, saya mendedikasikannya kedalam lembar pelengkap genduri/ ibadah mengenang meninggalnya.

“Aku iki patangèn lan kauripan. Sing sapa pracaya marang Aku bakal urip, sanadyan wus mati. Lan saben wong kang urip sarta pracaya marang Aku, iku ora bakal mati ing salawas-lawasĂ©.”

Yohanes 11: 25-26